Seputarperak.com- Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum, S.Si, MH ikut bermain dalam drama kolosal berjudul Resolusi Jihad Fisabilillah yang digelar memperingati Hari Santri Nasional, Kamis malam, 22 Oktober 2020.
Kehadiran AKBP Ganis berperan sebagai pimpinan Laskar Putri. Sementara Walikota Surabaya, Dr. Ir. Tri Rismaharini, MT berperan sebagai sosok Bu Dar selaku koordinator dapur umum.
Baca Juga: Kapolres Tanjung Perak Hadiri Soft Launching Medical Tourism di Balai Kota Surabaya
Saat itu semua Forkopimda ikut dilibatkan dalam drama kolosal ini. Termasuk Kajari Surabaya yang memerankan tokoh Kyai Wahab, Komandan Korem 084 yang memerankan tokoh Bung Tomo dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Edison Isir memerankan pimpinan Polisi Istimewa.
Drama kolosal berjudul Resolusi Jihad Fisabilillah ini menggambarkan tentang situasi perang 10 Nopember 1945 yang terjadi di Kota Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Saat itu digambarkan bagaimana perang ini didukung oleh masyarakat Surabaya, termasuk mereka yang dari kalangan santri karena adanya resolusi jihad yang disuarakan oleh Kyai Wahab dan KH Hasyim Ashari.
Agar peran mereka benar-benar bagus, para Forkopimda dan semua yang terlihat dalam drama tersebut sudah mulai menjalani latihan pada Rabu pagi, 21 Oktober 2020 di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya.Kemudian malamnya langsung latihan di Tugu Pahlawan.
Baca Juga: Kapolres Tanjung Perak Berikan Piagam Penghargaan Kepada Belasan Tenaga Medis & Relawan
Mereka dilatih langsung oleh Herry Lentho, seorang seniman sekaligus sutradara dalam drama Resolusi Jihad Fisabilillah itu.
Saat itu, Herry Lentho mengajari satu persatu peran Forkopimda, mulai dari Kajari Surabaya yang harus membacakan teks Resolusi Jihad dengan lantang dan menggelegar, Wali Kota Risma yang harus mengkomandoi dapur umum untuk para pejuang dan para Kapolres.
Baca Juga: Kapolres Tanjung Perak Pimpin Konferensi Pers Hasil Ungkap Kasus Selama 6 Pekan
Herry Lentho juga memberikan kebebasan kepada Wali Kota Risma pada saat berkomunikasi di atas panggung. Bahkan, dia juga diminta untuk menyampaikan wejangan dan nasihat kemerdekaan kepada masyarakat.
Menurut AKBP Ganis, berperan dalam drama kolosal seperti ini bukan hal mudah. Namun dia dan semua pemain yang terlibat bisa tampil apik.
“Tentunya butuh latihan yang serius dan penjiwaan dalam peran. Intinya kami sukses menggelar drama ini karena latihan yang sungguh-sungguh, meskipun waktu latihannya singkat,” ujarnya. (hum)
Editor : Redaksi